LAPORAN BIOLOGI:
LAJU PERKECAMBAHAN
BIJI MENTIMUN DENGAN
PERBEDAAN
INTENSITAS CAHAYA
OLEH:
1. EGA AYU SAPUTRI (
XII MIPA 1/09)
2. M. DARWIN ARDIANSYAH ( XII MIPA 1/16)
3.
NAIS
NUR MUFIDA J. ( XII MIPA 1/19)
SMAN 02 LUMAJANG
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada
Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Perkecambahan
Pada Biji Sawi” dengan baik tanpa ada halangan yang
berarti.
Laporan
ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
seluruh anggota kelompok 5. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Mawarti selaku guru mata pelajaran biologi yang telah membimbing kami.
Dengan
laporan ini kami berharap dapat membantu pengetahuan dalam pembelajaran di
sekolah melalui laporan kami. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga
laporan ini bermanfaat dan menambah wawasan kita bersama.
Lumajang, 23 Agustus 2018
Kelompok
5
Daftar Isi
Bab
I : Pendahuluan
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Masalah
Bab
II : Metode Penelitian
A.
Variabel
Penelitian
B.
Alat & Bahan
C.
Langkah
Percobaan
D.
Tabel Data
Bab III : Pembahasan
A.
Data &
Analisis Data
B.
Pembahasan
Bab
IV : Penutup
A.
Simpulan
B.
Saran
Daftar
Pustaka
Lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1. Perkecambahan
Perkecambahan sering
dianggap sebagai permulaan kehidupan tumbuhan. Perkecambahan etrjadi karena
pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon batang).
radikula tumbuh kebawah menjadi akar sedangkan plumula tumbuh keatas menjadi
batang.
Perkecambahan ditandai
dengan munculnya kecambah, yaitu tumbuhan kecil dan masih hidup dari persediaan
makanan yang berada dalam biji. Ada empat bagian penting pada biji yang
berkecambah, yaitu batang lembaga (kaulikulus), akar embrionik (akar lembaga)
atau radikula) , Kotiledon (daun lembaga), dan pucuk lembaga (plumula).
Kotiledon merupakan cadangan mkanan pada kecambah karena pada saat
perkecambahan, tumbuhan belum bisa melakukan fotosintesis.
Air merupakan kebutuhan
mutlak bagi perkecambahan. Tahap pertama perkecambahan adalah penyerapan air
dengancepat secara imbibisi. air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang
dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada
embrio sehingga biji melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna
bahan-bahan yang disimpan pada kotiledon, dan nutrien-nutriennya dipindahkan
kebagian embrio yang sedang tumbuh. Enzim yang berperan dalam pencernaan
cadangan makanan adalah enzim amilase, beta-amilase dan protease. Hormon giberelin
berperan penting untuk aktivasi dan mensintesis enzim-enzim tersebut.
Perkecambahan biji ada
dua macam, yaitu perkecambahan epigeal dan hypogeal
a. Perkecambahan epigeal
Perkecambahan epigeal
adalah tumbuhnya hipokotil yang memanjang sehingga plumula dan kotiledon
terangkat kepermukaan tanah. Kotiledon tersebut dapat melakukan fotosisntesis
selama daun belum terbentuk contoh perkecambahan kacang hijau, bunga matahari,
kedelai, kacang tanah. Dalam proses perkecambahan ini organ pertama yang muncul
dari biji yang berkecambah adalah radikula, berikutnya ujung radikula harus
menembus permukaan tanah.Pada banyak tumbuhan dikotil dengan rangsangan oleh
cahaya, ruas batang dibawah daun lembaga (hipokotil) akan tumbuh lurus
mengangkat kotiledon dan epikotil. Dengan demikian epikotil dan kotiledon
terangkat ke atas permukaan tanah. Epikotil memunculkan helai daun pertamanya
mengembang dan menjadi hijau, serta mulai membuat makanan melalui fotosintesis.
kotiledon akan layu dan rontok dari benih karena cadangan makanannya telah
habis oleh embrio yang berkecambah.
b. Perkecambahn hipogeal
Perkecambahn hipogeal
adalah tumbuhnya epikotil yang memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit
biji dan muncul diatas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam
tanah contoh perkecambahan kacang kapri, kacang ercis, jagung dan
rumput-rumputan.
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkecambahan
Proses perkecambahan
merupakan awal kehidupan bagi tumbuhan berbiji. Proses ini dimulai saat embrio
biji mulai matang dan tumbuh melalui mekanisme fisika dan kimia. Tumbuhnya
radikula atau calon akar dan flumula atau calon batang pada biji dalam proses
perkecambahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkecambahan tersebut digolongkan menjadi 2, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
a.
Kemasakan Benih
Benih
yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai
viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta
pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002). Pada umumnya sewaktu kadar
air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah
mencapai masak fisiologis atau masak fungsional dan pada saat itu benih
mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah
maksimum (viabilitas) atau dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi.
b.
Ukuran benih
Benih
yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih banyak
dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang
terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio
pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap
kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya
kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen .
c.
Dormansi
Benih
dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak
berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah
memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan
dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel)
namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik
untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai .
d.
Penghambat perkecambahan
Menurut
Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran
inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan
nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau
menghambat laju respirasi.
2. Faktor Eksternal
Faktor
luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya :
a.
Air
Penyerapan
air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit
pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan
jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan
tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002).
Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke dalam
benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan umumnya dibutuhkan kadar
air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil, 1979). Benih mempunyai kemampuan
kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media yang terlalu basah akan
dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta busuknya benih
karena cendawan atau bakteri (Sutopo, 2002).
Menurut
Kamil (1979), kira-kira 70 persen berat protoplasma sel hidup terdiri dari air
dan fungsi air antara lain:
1.
Untuk melembabkan kulit biji sehingga menjadi pecah atau robek agar terjadi
pengembangan embrio dan endosperm.
2.
Untuk memberikan fasilitas masuknya oksigen kedalam biji.
3.
Untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan berbagai fungsinya.
4.
Sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau kotiledon ke titik
tumbuh, dimana akan terbentuk protoplasma baru.
b.
Suhu
Suhu
optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan benih
dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu
antara 26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses
permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat
dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin.
c.
Oksigen
Saat
berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan
meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya
oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih (Sutopo,
2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh
suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam benih (Kuswanto. 1996). Menurut Kamil
(1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29 persen
oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya
akan terjadi jika oksigen yang masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80
persen, karena biasanya oksigen yang masuk ke embrio kurang dari 3 persen.
d.
Cahaya
Kebutuhan
benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi tergantung pada jenis
tanaman (Sutopo, 2002). Adapun besar pengaruh cahanya terhadap perkecambahan
tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya, lamanya penyinaran (Kamil,
1979). Menurut Adriance and Brison dalam Sutopo (2002) pengaruh cahaya terhadap
perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan yaitu golongan yang memerlukan
cahaya mutlak, golongan yang memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan,
golongan dimana cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta golongan dimana
benih dapat berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya.
e.
Medium
Medium
yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur,
mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit
terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian viabilitas benih dapat digunakan
media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah.
2.
Rumusan Masalah
1. Bagaiman
perbedaan antara perkecambahan biji sawi yang diletakkan di tempat yang terang
dengan biji mentimun yang diletakkan ditempat yang gelap?
2. Apa
pengaruh intensitas cahaya terhadap perkecambahan biji mentimun?
3.
Tujuan Masalah
1. Mengetahui
perbedaan perkecambahan biji mentimun di tempat terang dengan biji menimun di
tempat gelap
2. Mengetahui
pengaruh intensitas cahaya terhadap perkecambahan biji mentimun
BAB II
METODE PENELITIAN
1.
Variabel Penelitian
A. Variabel bebas: Intensitas cahaya
B. Variabel terikat: Panjang batang dan Panjang batang daun
C. Variabel kontrol: Biji mentimun beserta media tanamnya
(kapas, pot, dan air)
2.
Alat dan Bahan
A. Alat
·
Gelas plastik
·
Penggaris
·
Suntikan
B. Bahan
·
Kapas
·
Biji mentimun
·
Air
3.
Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan
b. Basahi kapas dengan cara dicelupkan ke dalam air hingga
basah merata
c. Letakkan kapas yang telah dibasahi ke dalam gelas plastik
d. Lalu masukkan biji mentimun sebanyak 10 biji ke dalam
gelas plastik yang telah diisi kapas basah
e. Letakkan biji mentimun tepat diatas kapas basah dan beri
jarak antar biji
f.
Lakukan langkah 2-5
pada gelas plastik yang berbeda
g. Beri nama pada gelas plastik yang telah diisi biji
h. Letakkan pot cahaya terang di jendela atau tempat terang
lainnya, sementara pot cahaya gelap pada lemari atau tempat yang kekurangan
cahaya lainnya
i.
Basahi kapas setiap
hari menggunakan suntikan agar kecambah mendapat nutrisi setiap harinya
j.
Amati perubahan pada
perkecambahan setiap hari.
4.
Panjang Batang Kecambah
|
|||||||||||||||||||||
Hari ke-
|
Cahaya Terang (cm)
|
Cahaya Gelap (cm)
|
|||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
|
4
|
2,2
|
2,6
|
3,8
|
1,7
|
2,8
|
1,4
|
1,6
|
3,1
|
0
|
2,2
|
3,1
|
4,5
|
2,7
|
2,4
|
3,9
|
0
|
4,9
|
4,2
|
3,6
|
0
|
|
5
|
3,2
|
3,6
|
3,8
|
3,7
|
3,5
|
2,8
|
3,9
|
4,1
|
0
|
4,3
|
6,3
|
5,1
|
6
|
7,1
|
7,2
|
0
|
7,5
|
6,9
|
5,4
|
0
|
|
6
|
5,6
|
5,9
|
5,8
|
6
|
5
|
5
|
6
|
7
|
0
|
6
|
10
|
9
|
9
|
9
|
8
|
0
|
10
|
10
|
9
|
0
|
|
7
|
8
|
9
|
8
|
10
|
8
|
8
|
9
|
11
|
0
|
10
|
12
|
11
|
10
|
12
|
13
|
0
|
13
|
13
|
11
|
0
|
|
8
|
13
|
14
|
14
|
14
|
15
|
13
|
12
|
15
|
0
|
13
|
15
|
14
|
15
|
14
|
14
|
0
|
14
|
14
|
13
|
0
|
|
9
|
14
|
14
|
15
|
14
|
15
|
14
|
14
|
15
|
0
|
ꟷ
|
15
|
ꟷ
|
ꟷ
|
15
|
16
|
0
|
13
|
ꟷ
|
13
|
0
|
|
10
|
ꟷ
|
ꟷ
|
16
|
15
|
ꟷ
|
14
|
ꟷ
|
15
|
0
|
ꟷ
|
ꟷ
|
ꟷ
|
ꟷ
|
ꟷ
|
16
|
0
|
14
|
ꟷ
|
ꟷ
|
0
|
3.
Data Percobaan
Panjang Daun Kecambah
|
|||||||||||||||||||||
Hari ke-
|
Cahaya Terang (cm)
|
Cahaya Gelap (cm)
|
|||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0,1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0,1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
5
|
0
|
0
|
0,1
|
0
|
0
|
0,1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0,1
|
0
|
0,2
|
0,2
|
0,1
|
0
|
0,1
|
0,1
|
0,2
|
0
|
|
6
|
0,1
|
0,1
|
0,5
|
0,2
|
0,1
|
0,5
|
0,6
|
0,4
|
0
|
0,1
|
0,8
|
0,6
|
1,1
|
0,9
|
0,7
|
0
|
0,8
|
0,6
|
1
|
0
|
|
7
|
0,8
|
0,7
|
1,1
|
0,6
|
0,7
|
0,7
|
0,9
|
1
|
0
|
0,5
|
1,1
|
1,2
|
1,5
|
1,5
|
1
|
0
|
1,2
|
0,9
|
1,5
|
0
|
|
8
|
1,2
|
1
|
1,2
|
0,9
|
0,9
|
1
|
0,9
|
1,2
|
0
|
0,9
|
1,2
|
1,3
|
1,6
|
1,6
|
1
|
0
|
1,2
|
1,1
|
1,5
|
0
|
|
9
|
1,3
|
1
|
1,3
|
1,2
|
0,9
|
1
|
1,1
|
1,5
|
0
|
1,1
|
ꟷ
|
1,3
|
ꟷ
|
ꟷ
|
1
|
0
|
ꟷ
|
ꟷ
|
1,5
|
0
|
|
10
|
ꟷ
|
ꟷ
|
1,3
|
1,4
|
ꟷ
|
1,1
|
ꟷ
|
1,5
|
0
|
ꟷ
|
ꟷ
|
ꟷ
|
ꟷ
|
ꟷ
|
ꟷ
|
0
|
ꟷ
|
ꟷ
|
ꟷ
|
0
|
BAB III
PEMBAHASAN
A.Data
dan Analisis Data
Panjang Batang Kecambah
|
|||||||||||||||||||||
Hari ke-
|
Cahaya Terang (cm)
|
Cahaya Gelap (cm)
|
|||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
|
4
|
2,2
|
2,6
|
3,8
|
1,7
|
2,8
|
1,4
|
1,6
|
3,1
|
0
|
2,2
|
3,1
|
4,5
|
2,7
|
2,4
|
3,9
|
0
|
4,9
|
4,2
|
3,6
|
0
|
|
5
|
3,2
|
3,6
|
3,8
|
3,7
|
3,5
|
2,8
|
3,9
|
4,1
|
0
|
4,3
|
6,3
|
5,1
|
6
|
7,1
|
7,2
|
0
|
7,5
|
6,9
|
5,4
|
0
|
|
6
|
5,6
|
5,9
|
5,8
|
6
|
5
|
5
|
6
|
7
|
0
|
6
|
10
|
9
|
9
|
9
|
8
|
0
|
10
|
10
|
9
|
0
|
|
7
|
8
|
9
|
8
|
10
|
8
|
8
|
9
|
11
|
0
|
10
|
12
|
11
|
10
|
12
|
13
|
0
|
13
|
13
|
11
|
0
|
|
8
|
13
|
14
|
14
|
14
|
15
|
13
|
12
|
15
|
0
|
13
|
15
|
14
|
15
|
14
|
14
|
0
|
14
|
14
|
13
|
0
|
|
9
|
14
|
14
|
15
|
14
|
15
|
14
|
14
|
15
|
0
|
ꟷ
|
15
|
ꟷ
|
ꟷ
|
15
|
16
|
0
|
13
|
ꟷ
|
13
|
0
|
|
10
|
ꟷ
|
ꟷ
|
16
|
15
|
ꟷ
|
14
|
ꟷ
|
15
|
0
|
ꟷ
|
ꟷ
|
ꟷ
|
ꟷ
|
ꟷ
|
16
|
0
|
14
|
ꟷ
|
ꟷ
|
0
|
Panjang Daun Kecambah
|
|||||||||||||||||||||
Hari ke-
|
Cahaya Terang (cm)
|
Cahaya Gelap (cm)
|
|||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0,1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0,1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
5
|
0
|
0
|
0,1
|
0
|
0
|
0,1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0,1
|
0
|
0,2
|
0,2
|
0,1
|
0
|
0,1
|
0,1
|
0,2
|
0
|
|
6
|
0,1
|
0,1
|
0,5
|
0,2
|
0,1
|
0,5
|
0,6
|
0,4
|
0
|
0,1
|
0,8
|
0,6
|
1,1
|
0,9
|
0,7
|
0
|
0,8
|
0,6
|
1
|
0
|
|
7
|
0,8
|
0,7
|
1,1
|
0,6
|
0,7
|
0,7
|
0,9
|
1
|
0
|
0,5
|
1,1
|
1,2
|
1,5
|
1,5
|
1
|
0
|
1,2
|
0,9
|
1,5
|
0
|
|
8
|
1,2
|
1
|
1,2
|
0,9
|
0,9
|
1
|
0,9
|
1,2
|
0
|
0,9
|
1,2
|
1,3
|
1,6
|
1,6
|
1
|
0
|
1,2
|
1,1
|
1,5
|
0
|
|
9
|
1,3
|
1
|
1,3
|
1,2
|
0,9
|
1
|
1,1
|
1,5
|
0
|
1,1
|
ꟷ
|
1,3
|
ꟷ
|
ꟷ
|
1
|
0
|
ꟷ
|
ꟷ
|
1,5
|
0
|
|
10
|
ꟷ
|
ꟷ
|
1,3
|
1,4
|
ꟷ
|
1,1
|
ꟷ
|
1,5
|
0
|
ꟷ
|
ꟷ
|
ꟷ
|
ꟷ
|
ꟷ
|
ꟷ
|
0
|
ꟷ
|
ꟷ
|
ꟷ
|
0
|
Panjang Batang Kecambah
Pada
data di atas dapat kita ketahui bahwa pada hari ke 1 dan 2 pertumbuhan pada
cahaya terang dan cahaya gelap belum terjadi.
Lalu
pada hari ke 3 pada cahaya terang biji ke 7 mulai tumbuh sepanjang 1cm, dan
pada cahaya gelap biji ke 2,4,5,7,dan 9 juga mengalami tumbuh batang sepanjang
1cm.
Di
hari ke 4 tanaman cahaya terang biji ke 9 yang belum memanjang , sedangkan di
cahaya gelap biji ke 6 dan 10 juga belum memanjang.
Pada
hari ke 5 di cahaya terang pertumbuhan panjang batang biji ke 1-10 kecuali biji
ke 9 mengalami pertambahan batang yang terus meningkat sedangkan pada cahaya
gelap pada biji ke 1-10 kecuali biji ke
6,9, dan 10 mengalami perpanjangan yang mulai lebih panjang dari cahaya terang.
Hari
ke 6 pada cahaya terang biji ke 1-10 kecuali biji ke9 rata- rata mengalami
perpanjangan batang sepanjang 6cm dan di cahaya gelap biji ke -10 kecuali
6,9,dan 10 rata- rata mengalami perpanjangan batang sepanjang 10cm.
Pada
hari ke 7 pada cahaya terang biji ke 1,3,5, dan 6 bertambah 3cm biji ke 2,dan 7
bertambah 4cm biji ke 4 dan 10 bertambah 5cm dan biji ke 8 bertambah 6cm,
sedangkan pada cahaya gelap pertambahan panjang biji ke 1-10 kecuali biji ke 6
dan 10 mengalami pertambahan panjang batang rata-rata cm yakni menjadi 13cm.
Hari
ke 8 dan 9 pada cahaya terang mengalami pertambahan batang rata-rata 4cm dan
pada cahaya gelap bertambah rata-rata 5cm. Dan pada hari terakhir pada cahaya
terang terjadi penambahan panjang batang 1cm pada biji ke 3 dan pada cahaya
gelap terjadi penambahan panjang 2cm pada bji ke 5.
Terdapat
data yang kosong pada percobaan di hari ke 10, menurut kelompok kami hal ini
disebabkan oleh pasokan nutrisi serta minimnya media tanam yang kami gunakan
untuk tanaman mentimun dapat tumbuh besar.
Panjang Daun Kecambah
Pada
hari ke 1-2 pada cahaya gelap dan terang masih belum ada atau belum muncul
adanya daun.
Lalu
pada hari ke 3 pada daun cahaya gelap pada biji ke 3 panjang daun 0,1cm pada
cahaya terang masih belum ada keberadaan daun.
Hari
ke 4 pada cahaya gelap biji ke 3 tetap tidal mengalami perpanjangan daun
sedangkan biji yang lain tidak muncul daun, pada cahaya terang pun masih belum
ada daun.
Pada
hari ke 5 pada cahaya terang biji ke 3 dan 6 mengalami perpanjang 0,1cm sedangkan biji yang lain belum ada daunnya
lalu pada cahaya gelap biji ke 1 peanjang daun 0,1cm biji ke 3 0,2cm biji ke 4
0,2cm biji ke 5 0,1cm biji ke 7 0,1cm biji ke 8 0,1cm biji ke 9 0,2cm sisa biji
tang tidak di data belum ada perpanjangan daun.
Hari
ke 6 biji ke 1,2,5,10 mengalami perpanjang daun 0,1cm ,biji ke 4 0,2cm ,biji ke
3 dan 6 0,5cm ,biji ke 7 0,6cm, biji ke 8 0,4cm itu perpanjangan daun pada
cahaya terang, Pada cahaya gelap biji ke 1dan 7 0,8cm, biji ke 2 0,6cm, biji ke
2dan 8 0,6cm biji ke 3 1,1cm, biji ke 4 0,9 cm, biji ke 5 0,7cm.
Hari
ke 7 pada cahaya terang biji ke 1 0,8cm, biji ke 2, 5 dan 6 0,7cm biji ke 3
1,1cm, biji ke 4 0,6cm, biji ke 7 0,9cm, biji ke 8 1cm,biji ke 10 0,5cm dan
pada cahaya gelap pertambahan panjang daun pada biji ke 1 1,1cm, biji ke 2 dan
7 1,2cm, biji ke 3,4 dan 9 1,5cm, biji ke 5 1cm, biji ke 8 0,9 cm.
Selanjutnya
hari ke 8 pada cahaya terang biji ke 1,3 dan 9 1,2cm, biji ke 2dan 6 1cm, biji
ke 10 0,9cm dan pada cahaya gelap biji ke 1 dan 7 1,2cm, biji ke 2 1,3cm, biji
ke 3 dan 9 1,5cm, biji ke 4 1,6cm, biji ke 5 1cm.
Hari
ke 9 pada cahaya terang rata –rata bertambah 0,3cm dan pada cahaya gelap terdapat
data yang kosong akibat tumbuhan layu.
Begitu
pula pada hari ke 10 tanaman juga mulai layu, menurut kelompok kami hal ini
disebabkan oleh pasokan nutrisi serta minimnya media tanam yang kami gunakan
untuk tanaman mentimun dapat tumbuh besar.
B.
Pembahasan
Cahaya sangat diperlukan
dalam proses fotosintesis. Cahaya secara langsung berpengaruh terhadap
pertumbuhan setiap tanaman. Pengaruh cahaya secara langsung dapat diamati
dengan membandingkan tanaman yang tumbuh dalam keadaan gelap dan terang. Pada
keadaan gelap, pertumbuhan tanaman mengalami etiolasi yang ditandai dengan
pertumbuhan yang abnormal atau lebih panjang, pucat, daun tidak berkembang, dan
batang tidak kokoh. Sebaliknya, dalam keadaan terang tumbuhan lebih pendek,
batang kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau.
Hal inilah yang menyebabkan mengapa batang dan daun
tumbuhan mentimun kami pada saat keadaan gelap lebih panjang, tetapi dar segi
warna menguning serta tebal batang lebih kecil daripada tebal batang tanaman
mentimun di keadaan terang.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment