Sunday, September 2, 2018

LAPORAN BIOLOGI: LAJU PERKECAMBAHAN BIJI MENTIMUN DENGAN PERBEDAAN INTENSITAS CAHAYA


LAPORAN BIOLOGI:
LAJU PERKECAMBAHAN BIJI MENTIMUN DENGAN
PERBEDAAN INTENSITAS CAHAYA
OLEH:
1.      EGA AYU SAPUTRI                      ( XII MIPA 1/09)
2.      M. DARWIN ARDIANSYAH       ( XII MIPA 1/16)
3.      NAIS NUR MUFIDA  J.                 ( XII MIPA 1/19)
SMAN 02 LUMAJANG

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Perkecambahan Pada Biji Sawi” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
            Laporan ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari seluruh anggota kelompok 5. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Mawarti selaku guru mata pelajaran biologi yang telah membimbing kami.
            Dengan laporan ini kami berharap dapat membantu pengetahuan dalam pembelajaran di sekolah melalui laporan kami. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini bermanfaat dan menambah wawasan kita bersama.

                                                                                   

                                                                   Lumajang, 23 Agustus 2018

                                                                                                Kelompok 5











Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.    Tujuan Masalah
Bab II : Metode Penelitian
A.    Variabel Penelitian
B.     Alat & Bahan
C.    Langkah Percobaan
D.    Tabel Data

Bab III : Pembahasan
A.    Data & Analisis Data
B.     Pembahasan
Bab IV : Penutup
A.    Simpulan
B.     Saran
Daftar Pustaka
Lampiran









BAB 1
PENDAHULUAN
1.  Latar Belakang
1.      Perkecambahan
Perkecambahan sering dianggap sebagai permulaan kehidupan tumbuhan. Perkecambahan etrjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon batang). radikula tumbuh kebawah menjadi akar sedangkan plumula tumbuh keatas menjadi batang.
Perkecambahan ditandai dengan munculnya kecambah, yaitu tumbuhan kecil dan masih hidup dari persediaan makanan yang berada dalam biji. Ada empat bagian penting pada biji yang berkecambah, yaitu batang lembaga (kaulikulus), akar embrionik (akar lembaga) atau radikula) , Kotiledon (daun lembaga), dan pucuk lembaga (plumula). Kotiledon merupakan cadangan mkanan pada kecambah karena pada saat perkecambahan, tumbuhan belum bisa melakukan fotosintesis.
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi perkecambahan. Tahap pertama perkecambahan adalah penyerapan air dengancepat secara imbibisi. air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada kotiledon, dan nutrien-nutriennya dipindahkan kebagian embrio yang sedang tumbuh. Enzim yang berperan dalam pencernaan cadangan makanan adalah enzim amilase, beta-amilase dan protease. Hormon giberelin berperan penting untuk aktivasi dan mensintesis enzim-enzim tersebut.
Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu perkecambahan epigeal dan hypogeal
a. Perkecambahan epigeal
Perkecambahan epigeal adalah tumbuhnya hipokotil yang memanjang sehingga plumula dan kotiledon terangkat kepermukaan tanah. Kotiledon tersebut dapat melakukan fotosisntesis selama daun belum terbentuk contoh perkecambahan kacang hijau, bunga matahari, kedelai, kacang tanah. Dalam proses perkecambahan ini organ pertama yang muncul dari biji yang berkecambah adalah radikula, berikutnya ujung radikula harus menembus permukaan tanah.Pada banyak tumbuhan dikotil dengan rangsangan oleh cahaya, ruas batang dibawah daun lembaga (hipokotil) akan tumbuh lurus mengangkat kotiledon dan epikotil. Dengan demikian epikotil dan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Epikotil memunculkan helai daun pertamanya mengembang dan menjadi hijau, serta mulai membuat makanan melalui fotosintesis. kotiledon akan layu dan rontok dari benih karena cadangan makanannya telah habis oleh embrio yang berkecambah.
b. Perkecambahn hipogeal
Perkecambahn hipogeal adalah tumbuhnya epikotil yang memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah contoh perkecambahan kacang kapri, kacang ercis, jagung dan rumput-rumputan.


2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan
Proses perkecambahan merupakan awal kehidupan bagi tumbuhan berbiji. Proses ini dimulai saat embrio biji mulai matang dan tumbuh melalui mekanisme fisika dan kimia. Tumbuhnya radikula atau calon akar dan flumula atau calon batang pada biji dalam proses perkecambahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan tersebut digolongkan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
a. Kemasakan Benih 
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002). Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologis atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi.
b. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen .
c. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai .

d. Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi.

2. Faktor Eksternal

Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya :

a. Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil, 1979). Benih mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta busuknya benih karena cendawan atau bakteri (Sutopo, 2002).
Menurut Kamil (1979), kira-kira 70 persen berat protoplasma sel hidup terdiri dari air dan fungsi air antara lain:
1. Untuk melembabkan kulit biji sehingga menjadi pecah atau robek agar terjadi pengembangan embrio dan endosperm.
2. Untuk memberikan fasilitas masuknya oksigen kedalam biji.
3. Untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan berbagai fungsinya.
4. Sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau kotiledon ke titik tumbuh, dimana akan terbentuk protoplasma baru.
b. Suhu
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin.
c. Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam benih (Kuswanto. 1996). Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen yang masuk ke embrio kurang dari 3 persen.
d. Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi tergantung pada jenis tanaman (Sutopo, 2002). Adapun besar pengaruh cahanya terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya, lamanya penyinaran (Kamil, 1979). Menurut Adriance and Brison dalam Sutopo (2002) pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan yaitu golongan yang memerlukan cahaya mutlak, golongan yang memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan, golongan dimana cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya.
e. Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian viabilitas benih dapat digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah.
2. Rumusan Masalah
1.      Bagaiman perbedaan antara perkecambahan biji sawi yang diletakkan di tempat yang terang dengan biji mentimun yang diletakkan ditempat yang gelap?
2.      Apa pengaruh intensitas cahaya terhadap perkecambahan biji mentimun?
3. Tujuan Masalah
1.      Mengetahui perbedaan perkecambahan biji mentimun di tempat terang dengan biji menimun di tempat gelap
2.      Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap perkecambahan biji mentimun



BAB II
METODE PENELITIAN
1.      Variabel Penelitian
A.    Variabel bebas: Intensitas cahaya
B.     Variabel terikat: Panjang batang dan Panjang batang daun
C.     Variabel kontrol: Biji mentimun beserta media tanamnya (kapas, pot, dan air)
2.      Alat dan Bahan
A.    Alat
·         Gelas plastik
·         Penggaris
·         Suntikan
B.     Bahan
·         Kapas
·         Biji mentimun
·         Air
3.      Langkah Kerja
a.       Siapkan alat dan bahan
b.      Basahi kapas dengan cara dicelupkan ke dalam air hingga basah merata
c.       Letakkan kapas yang telah dibasahi ke dalam gelas plastik
d.      Lalu masukkan biji mentimun sebanyak 10 biji ke dalam gelas plastik yang telah diisi kapas basah
e.       Letakkan biji mentimun tepat diatas kapas basah dan beri jarak antar biji
f.        Lakukan langkah 2-5 pada gelas plastik yang berbeda
g.      Beri nama pada gelas plastik yang telah diisi biji
h.      Letakkan pot cahaya terang di jendela atau tempat terang lainnya, sementara pot cahaya gelap pada lemari atau tempat yang kekurangan cahaya lainnya
i.        Basahi kapas setiap hari menggunakan suntikan agar kecambah mendapat nutrisi setiap harinya
j.        Amati perubahan pada perkecambahan setiap hari.


4.       
Panjang Batang Kecambah
Hari ke-
Cahaya Terang (cm)
Cahaya Gelap (cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
4
2,2
2,6
3,8
1,7
2,8
1,4
1,6
3,1
0
2,2
3,1
4,5
2,7
2,4
3,9
0
4,9
4,2
3,6
0
5
3,2
3,6
3,8
3,7
3,5
2,8
3,9
4,1
0
4,3
6,3
5,1
6
7,1
7,2
0
7,5
6,9
5,4
0
6
5,6
5,9
5,8
6
5
5
6
7
0
6
10
9
9
9
8
0
10
10
9
0
7
8
9
8
10
8
8
9
11
0
10
12
11
10
12
13
0
13
13
11
0
8
13
14
14
14
15
13
12
15
0
13
15
14
15
14
14
0
14
14
13
0
9
14
14
15
14
15
14
14
15
0
15
15
16
0
13
13
0
10
16
15
14
15
0
16
0
14
0
3.      Data Percobaan
Panjang Daun Kecambah
Hari ke-
Cahaya Terang (cm)
Cahaya Gelap (cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,1
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,1
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0,1
0
0
0,1
0
0
0
0
0,1
0
0,2
0,2
0,1
0
0,1
0,1
0,2
0
6
0,1
0,1
0,5
0,2
0,1
0,5
0,6
0,4
0
0,1
0,8
0,6
1,1
0,9
0,7
0
0,8
0,6
1
0
7
0,8
0,7
1,1
0,6
0,7
0,7
0,9
1
0
0,5
1,1
1,2
1,5
1,5
1
0
1,2
0,9
1,5
0
8
1,2
1
1,2
0,9
0,9
1
0,9
1,2
0
0,9
1,2
1,3
1,6
1,6
1
0
1,2
1,1
1,5
0
9
1,3
1
1,3
1,2
0,9
1
1,1
1,5
0
1,1
1,3
1
0
1,5
0
10
1,3
1,4
1,1
1,5
0
0
0



BAB III
PEMBAHASAN
A.Data dan Analisis Data
Panjang Batang Kecambah
Hari ke-
Cahaya Terang (cm)
Cahaya Gelap (cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
4
2,2
2,6
3,8
1,7
2,8
1,4
1,6
3,1
0
2,2
3,1
4,5
2,7
2,4
3,9
0
4,9
4,2
3,6
0
5
3,2
3,6
3,8
3,7
3,5
2,8
3,9
4,1
0
4,3
6,3
5,1
6
7,1
7,2
0
7,5
6,9
5,4
0
6
5,6
5,9
5,8
6
5
5
6
7
0
6
10
9
9
9
8
0
10
10
9
0
7
8
9
8
10
8
8
9
11
0
10
12
11
10
12
13
0
13
13
11
0
8
13
14
14
14
15
13
12
15
0
13
15
14
15
14
14
0
14
14
13
0
9
14
14
15
14
15
14
14
15
0
15
15
16
0
13
13
0
10
16
15
14
15
0
16
0
14
0

Panjang Daun Kecambah
Hari ke-
Cahaya Terang (cm)
Cahaya Gelap (cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,1
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,1
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0,1
0
0
0,1
0
0
0
0
0,1
0
0,2
0,2
0,1
0
0,1
0,1
0,2
0
6
0,1
0,1
0,5
0,2
0,1
0,5
0,6
0,4
0
0,1
0,8
0,6
1,1
0,9
0,7
0
0,8
0,6
1
0
7
0,8
0,7
1,1
0,6
0,7
0,7
0,9
1
0
0,5
1,1
1,2
1,5
1,5
1
0
1,2
0,9
1,5
0
8
1,2
1
1,2
0,9
0,9
1
0,9
1,2
0
0,9
1,2
1,3
1,6
1,6
1
0
1,2
1,1
1,5
0
9
1,3
1
1,3
1,2
0,9
1
1,1
1,5
0
1,1
1,3
1
0
1,5
0
10
1,3
1,4
1,1
1,5
0
0
0

Panjang Batang Kecambah
Pada data di atas dapat kita ketahui bahwa pada hari ke 1 dan 2 pertumbuhan pada cahaya terang dan cahaya gelap belum terjadi.
Lalu pada hari ke 3 pada cahaya terang biji ke 7 mulai tumbuh sepanjang 1cm, dan pada cahaya gelap biji ke 2,4,5,7,dan 9 juga mengalami tumbuh batang sepanjang 1cm.
Di hari ke 4 tanaman cahaya terang biji ke 9 yang belum memanjang , sedangkan di cahaya gelap biji ke 6 dan 10 juga belum memanjang.
Pada hari ke 5 di cahaya terang pertumbuhan panjang batang biji ke 1-10 kecuali biji ke 9 mengalami pertambahan batang yang terus meningkat sedangkan pada cahaya gelap pada biji ke 1-10  kecuali biji ke 6,9, dan 10 mengalami perpanjangan yang mulai lebih panjang dari cahaya terang.
Hari ke 6 pada cahaya terang biji ke 1-10 kecuali biji ke9 rata- rata mengalami perpanjangan batang sepanjang 6cm dan di cahaya gelap biji ke -10 kecuali 6,9,dan 10 rata- rata mengalami perpanjangan batang sepanjang 10cm.
Pada hari ke 7 pada cahaya terang biji ke 1,3,5, dan 6 bertambah 3cm biji ke 2,dan 7 bertambah 4cm biji ke 4 dan 10 bertambah 5cm dan biji ke 8 bertambah 6cm, sedangkan pada cahaya gelap pertambahan panjang biji ke 1-10 kecuali biji ke 6 dan 10 mengalami pertambahan panjang batang rata-rata cm yakni menjadi 13cm.
Hari ke 8 dan 9 pada cahaya terang mengalami pertambahan batang rata-rata 4cm dan pada cahaya gelap bertambah rata-rata 5cm. Dan pada hari terakhir pada cahaya terang terjadi penambahan panjang batang 1cm pada biji ke 3 dan pada cahaya gelap terjadi penambahan panjang 2cm pada bji ke 5.
Terdapat data yang kosong pada percobaan di hari ke 10, menurut kelompok kami hal ini disebabkan oleh pasokan nutrisi serta minimnya media tanam yang kami gunakan untuk tanaman mentimun dapat tumbuh besar.
Panjang Daun Kecambah
Pada hari ke 1-2 pada cahaya gelap dan terang masih belum ada atau belum muncul adanya daun.
Lalu pada hari ke 3 pada daun cahaya gelap pada biji ke 3 panjang daun 0,1cm pada cahaya terang masih belum ada keberadaan daun.
Hari ke 4 pada cahaya gelap biji ke 3 tetap tidal mengalami perpanjangan daun sedangkan biji yang lain tidak muncul daun, pada cahaya terang pun masih belum ada daun.
Pada hari ke 5 pada cahaya terang biji ke 3 dan 6 mengalami perpanjang 0,1cm  sedangkan biji yang lain belum ada daunnya lalu pada cahaya gelap biji ke 1 peanjang daun 0,1cm biji ke 3 0,2cm biji ke 4 0,2cm biji ke 5 0,1cm biji ke 7 0,1cm biji ke 8 0,1cm biji ke 9 0,2cm sisa biji tang tidak di data belum ada perpanjangan daun.
Hari ke 6 biji ke 1,2,5,10 mengalami perpanjang daun 0,1cm ,biji ke 4 0,2cm ,biji ke 3 dan 6 0,5cm ,biji ke 7 0,6cm, biji ke 8 0,4cm itu perpanjangan daun pada cahaya terang, Pada cahaya gelap biji ke 1dan 7 0,8cm, biji ke 2 0,6cm, biji ke 2dan 8 0,6cm biji ke 3 1,1cm, biji ke 4 0,9 cm, biji ke 5 0,7cm.
Hari ke 7 pada cahaya terang biji ke 1 0,8cm, biji ke 2, 5 dan 6 0,7cm biji ke 3 1,1cm, biji ke 4 0,6cm, biji ke 7 0,9cm, biji ke 8 1cm,biji ke 10 0,5cm dan pada cahaya gelap pertambahan panjang daun pada biji ke 1 1,1cm, biji ke 2 dan 7 1,2cm, biji ke 3,4 dan 9 1,5cm, biji ke 5 1cm, biji ke 8 0,9 cm.
Selanjutnya hari ke 8 pada cahaya terang biji ke 1,3 dan 9 1,2cm, biji ke 2dan 6 1cm, biji ke 10 0,9cm dan pada cahaya gelap biji ke 1 dan 7 1,2cm, biji ke 2 1,3cm, biji ke 3 dan 9 1,5cm, biji ke 4 1,6cm, biji ke 5 1cm.
Hari ke 9 pada cahaya terang rata –rata bertambah 0,3cm dan pada cahaya gelap terdapat data yang kosong akibat tumbuhan layu.
Begitu pula pada hari ke 10 tanaman juga mulai layu, menurut kelompok kami hal ini disebabkan oleh pasokan nutrisi serta minimnya media tanam yang kami gunakan untuk tanaman mentimun dapat tumbuh besar.
B. Pembahasan
            Cahaya sangat diperlukan dalam proses fotosintesis. Cahaya secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap tanaman. Pengaruh cahaya secara langsung dapat diamati dengan membandingkan tanaman yang tumbuh dalam keadaan gelap dan terang. Pada keadaan gelap, pertumbuhan tanaman mengalami etiolasi yang ditandai dengan pertumbuhan yang abnormal atau lebih panjang, pucat, daun tidak berkembang, dan batang tidak kokoh. Sebaliknya, dalam keadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau.
            Hal inilah yang menyebabkan mengapa batang dan daun tumbuhan mentimun kami pada saat keadaan gelap lebih panjang, tetapi dar segi warna menguning serta tebal batang lebih kecil daripada tebal batang tanaman mentimun di keadaan terang.

DAFTAR PUSTAKA







No comments:

Post a Comment

Cara Menjaga dan Memperbaiki Laptop dan PC Dari Lag dan Lemot

Berkaca pada pengalaman saya, memiliki komputer low-end/ kelas bawah pasti  seringkali memiliki problem yang sama, yakni lag, force close,...